TEORI
KEPRIBADIAN HENRY MURRAY
I.
DEFENISI
KEPRIBADIAN
Henry Alexander Murray dilahirkan di New York pada
tanggal 13 Mei 1893 dan meninggal pada tahun 1988. Sama seperti pandangan
psikoanalisa, Henry Murray juga berpendapat bahwa kepribadian akan dapat lebih
mudah dipahami dengan cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseorang
(unconscious mind). Murray menjadi professor psikologi di Harvard University
dan mengajar disana lebih dari 30 tahun.
Komponen definisi kepribadian murray, sebagai berikut :
·
Kepribadian adalah abstraksi yang dirumuskan teoritikus (
ahli teori ) dan bukan gambaran tingkah laku individu.
- Kepribadian individu adalah rangkaian peristiwa yang secara ideal mencakup rentang hidup sang individu. Sejarah kepribadian yaitu : kepribadian itu sendiri
- Definisi kepribadian harus mencerminkan unsur unsur tingkah laku yang tepat dan berulang, maupun unsur unsur yang baru dan unik
- Kepribadian adalah fungsi yang menata dan mengarahkan dalam diri individu yang punya tujuan mengintegrasikan konflik konflik dan rintangan rintangan yang dihadapi, memuaskan kebutuhan kebutuhan individu dan menyusun rencana rencana untuk mencapai tujuan dimasa datang.
- Kepribadian terletak di otak, tanpa otak tidak ada kepribadian (no brain, no personality).
Jadi, cara Murray merumuskan
kepribadian menunjukkan bahwa ia sangat berorientasi pada pandangan yang
memberi bobot memadai pada sejarah organisme, fungsi kepribadian yang bersifat
mengatur, ciri-ciri berulang dan baru pada tingkah laku individu, hakikat
kepribadian yang abstrak atau konseptual, dan proses-proses fisiologis yang
mendasari proses-proses psikologis.
II.
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Murray
membagi kepribadian menjadi tiga dengan menggunakan istilah Freud, yaitu id,
superego, dan ego. Akan tetapi, konsep yang digunakan Murray memiliki
pengertian yang berbeda dengan konsep yang digunakan Freud, yaitu sebagai
berikut:
Ø Id
Murray
menunjukkan bahwa id sebagai sebuah repositori dari
semua kecenderungan impulsif yang dibawa sejak lahir. Id memberikan energi dan mengarahkan
tingkah laku dan
bersangkutan dengan motivasi.
Murray menambahkan dari teori freud tentang id, bahwa menurutnya
id tidak hanya berisi impulsive primitif, amoral, dan kenikmatan, tetapi juga
berisi impuls yang dapat diterima baik dan diharapkan masyarakat seperti
empati,cinta dan memahami lingkungan.
Kekuatan atau intensitas id
bervariasi diantara setiap individu. Sebagai contoh, seseorang mungkin memiliki
selera dan emosi yang lebih intens dibandingkan yang lainnya. Id pada setiap
orang berbeda karena sebagian dari kita memiliki energi id yang lebih besar
dengan yang seharusnya.
Ø Superego
Superego
adalah internalisasi dari nilai-nilai norma dan budaya yang mengatur untuk
mengevaluasi dan menilai perilaku diri sendiri dan orang lain. substansi
superego dikenakan pada anak-anak pada usia dini oleh orang tua mereka dan figur otoritas lain Superego juga dipengaruhi oleh
pergaulan dengan kelompok sebaya, karya-karya sastra dan mitologi dalam budaya
di mana individu hidup atau dibesarkan.
Menurut
Murray, superego tidak hanya dibentuk oleh orangtua dan sosok yang berwenang
tetapi juga oleh kelompok masyarakat dan budaya. Sehingga, pendapat Murray
menyimpang dari pendapat Freud.
Sementara
superego berkembang, begitu pun ego-ideal, yang
memberikan kita tujuan dalam jangka panjang untuk
berusaha. Ego-ideal
memberikan gambaran tentang gambaran diri terbaik yang bisa dicapai seorang
individu, yang merupakan gabungan dari aspirasi dan ambisi.
Ø Ego
Ego adalah
unsur rasional dalam kepribadian, yang bertugas memodifikasi, atau menunda
pemuasan impuls id yang tidak dapat ditoleransi. Ego tidak menentukan perilaku,
pertimbangan, keputusan tetapi suatu keinginan yang menjadi penentu perilaku.
Ego tidak semata-mata menjalankan apa yang diminta oleh id, melainkan ego
mengatur, merencanakan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk
mengeskpresikan dorongan-dorongan positif dari id.
Ego
memiliki sifat arbriter, artinya terkadang dapat memihak id (positif maupun
negatif) dan terkadang dapat juga memihak superego. Ego juga mampu
mengintegrasikan id dan superego, sehingga apa yang kita ingin lakukan selaras
dengan apa yang dituntut oleh lingkungan.
III.
PROSES KEPRIBADIAN
Dalam
kepribadian, murray menggunakan konsep dari kebutuhan untuk menjelaskan
motivasi dan arah dari perilaku. Kebutuhan meliputi tenaga psikokimia dalam
otak yang mengorganisasi dan mengarahkan intelektual dan kemampuan persepsi.
Dalam daftar kebutuhan Murray ada 20 kebutuhan yang tidak semua orang
memilikinya,
1.
Abasement
Untuk tunduk secara pasif
kepada kekuatan eksternal. Untuk menerima luka, memikul kesalahan, kritikan,
dan hukuman. Untuk menyerah dan mengakui kelemahan, kesalahan, pelanggaran,
atau kekalahan. Untuk mencari dan menikmati kesedihan, hukuman, kesakitan, dan
ketidakberuntungan.
2.
Achievement
Untuk menyelesaikan
sesuatu yang sulit, mengatasi rintangan, dan mencapai standar yang tinggi.
Untuk bersaing dan mengungguli orang lain dan untuk menguasai, menggerakkan,
atau mengatur objek-objek fisik, manusia, atau ide-ide.
3.
Affiliation
Untuk menjadikan diri
dekat dan menikmati kerjasama dengan sekutu lain – satu yang mirip subjeknya
atau satu yang menyukai objeknya. Untuk menyenangi dan mendapati kasih sayang
dari keterikatan antara satu dengan yang lain. Untuk mengikuti dan tetap setia
terhadap teman.
4.
Aggression
Untuk mengatasi lawan
dengan penuh kekuatan. Untuk berkelahi. Untuk membalas rasa sakit atau luka.
Untuk melawam secara kuat atau menghukum. Untuk mencela dan mengumpat dan
memfitnah dan untuk meremehkan atau mengejek dan menertawakan dengan penuh
dendam.
5.
Autonomy
Untuk melawan paksaan dan
pembatasan. Untuk menjadi mandiri dan bebas dalam bertindak berdasarkan impuls.
Untuk menentang adat atau kebiasaan-kebiasaan. Untuk menghindari atau terlepas
dari kegiatan yang sudah ditentukan oleh kewenangan yang bersifat menguasai.
6.
Counteraction
Untuk menguasai atau
memperbaiki kegagalan dengan berusaha lagi. Untuk menghilangkan penghinaan oleh
tindakan yang dilanjutkan kembali. Untuk mengatasi kelemahan, menekan rasa
takut. Untuk mempertahankan harga diri dan kebanggaan diri dalam standar yang
tinggi.
7.
Defendance
Untuk mempertahankan diri
terhadap serangan, kritik, dan celaan. Untuk menyembunyikan atau membenarkan
perbuatan tercela, kesalahan atau penghinaan.
8.
Deference
Untuk mengagumi atau
mendukung keunggulan orang lain. Untuk memuji, menghormati, atau memuliakan.
Untuk berusaha menyamai atau melebihi yang patut dicontoh. Untuk menyesuaikan
diri dengan adat atau kebiasaan.
9.
Dominance
Untuk mengontrol lingkungan
orang lain. Untuk mempengaruhi atau mengarahkan tingkah laku orang lain dengan
sugesti, bujukan, persuasi, atau perintah. Meminta supaya jangan mengerjakan
sesuatu, mengendalikan, atau melarang.
10. Exhibition
Untuk membuat suatu kesan.
Untuk dilihat dan didengar. Untuk membangkitkan gairah, dipandang takjub,
dikagumi, menghibur, mengejutkan, membangkitkan minat, menarik perhatian, atau
memikat hati.
11. Harmavoidance
Untuk menghindari rasa
sakit, luka fisik, penyakit, dan kematian. Untuk melarikan diri dari situasi
yang berbahaya. Untuk melakukan tindakan pencegahan.
12. Inavoidance
Untuk menghindari
penghinaan. Untuk keluar dari situasi yang memalukan atau menghindari kondisi
yang bisa menimbulkan pelecehan. Untuk menahan diri dalam bertindak karena
takut akan kegagalan.
13. Nurturance
Untuk memberikan rasa
simpati dan memuaskan kebutuhan orang lain yang tidak berdaya – seorang bayi
atau objek apapun yang lemah, cacat, lelah, tidak berpengalaman, terkalahkan,
dipermalukan, kesepian, ditolak, sakit, atau kebingungan mental. Untuk
menyediakan kebutuhan, menolong, mendukung, menghibur, melindungi, memberikan
rasa nyaman, merawat, atau menyembuhkan.
14. Order
Untuk membuat segala
sesuatunya secara teratur. Untuk menjaga kebersihan, penyusunan,
pengorganisasian, keseimbangan, kerapian, dan ketelitian.
15. Play
Untuk melakukan tindakan
bersenang-senang tanpa tujuan lebih lanjut. Untuk tertawa dan membuat lelucon
terhadap apapun. Untuk menyediakan waktu luang bagi olahraga, menari,
minum-minum, berpesta, bermain kartu.
16. Rejection
Untuk memisahkan diri
dari orang lain yang dipandang negatif. Untuk mengucilkan, tidak memperdulikan,
membuang, atau tetap mengacuhkan kelemahan yang lain.
17. Sentience
Untuk mencari dan
menikmati kesan dan kenikmatan yang dapat ditangkap pancaindera, yang menyentuh
perasaan.
18. Sex
Untuk membangun dan
meningkatkan hubungan yang erotik. Untuk melakukan hubungan seksual.
19. Succorance
Untuk mendapatkan
kepuasan kebutuhan dari bantuan simpatik orang lain. Untuk selalu punya
pendukung. Untuk dirawat, didukung, ditopang, dikelilingi, dilindungi, dituruti
kehendaknya, dimaafkan, atau dinasehati.
20. Understanding
Untuk menanyakan atau
menjawab pertanyaan umum. Untuk mempunyai ketertarikan pada teori, untuk
menganalisis dan menggeneralisasi peristiwa.
Tipe-tipe dari kebutuhan :
A.
Kebutuhan Primer atau viscerogenic needs
: kebutuhan untuk kepuasan fisik, seperti: udara, air, makanan, sex, ASI, buang
air kecil dan buang air besar.
B.
Kebutuhan Sekunder atau physogenic needs :
kebutuhan sebagai turunan dari kebutuhan primer dan berperan sebagai kebutuhan
batiniah, seperti : pendapatan,pencapaian atau prestasi, pengakuan oleh orang
lain, mendapatkan perhatian, kekuasaan, kemandirian, dan kehormatan.
C.
Proactive needs : kebutuhan yang digerakkan oleh dorongan
diri sendiri , contoh : lapar kamudian mencari makanan.
D.
Reactive needs : kebutuhan yang ada
sebagai akibat dari suatu hasil kejadian. Contoh
: ketika melihat suatu iklan makanan maka kita akan mendadak lapar.
Dalam penelitian yang dilakukan
Murray, data setiap orang dibagi ke dalam segmen waktu yaitu proceeding
dan serial.
v
Proceeding
: bagian dasar dari perilaku dalam suatu kurun
waktu dimana pola tingkah laku yang penting terjadi dari awal hingga akhir. Proceeding
dapat berupa interaksi nyata (externalproceeding)
maupun khayalan (internal proceeding)
antara seseorang dengan sekitarnya.
v
Serial : serangkaian proceeding yang berhubungan dengan waktu dan fungsi.
Contoh:
keinginan untuk menjadi akuntan. Maka proceedingnya
melalu tahap belajar, dsb.
IV.
PERKEMBANGAN
Pendekatannya terhadap perkembangan kepribadian
tergambar seperti pada pandangan freud yang kemudian ditambahkan dan diperluas
olehnya. . Perkembangan bersifat longitudinal, bermula sejak lahir kematian.
Masa kanak-kanak dibagi menjadi 5 tahapan yang setiap tahapan memiliki kesan
berbeda-beda dan secara tak sadar akan mengarahkan tl pada perkembangan
berikutnya
Kelima
kondisi kepuasan atau tahapan pada masa anak-anak dan keterhubungannya dengan
kompleks tersebut adalah:
Stage
|
Complex
|
Rasa aman
selama berada di dalam
kandungan
|
Kompleks
klaustral
|
Kenikmatan
dari menghisap nutrisi makanan selama itu berlangsung
|
Kompleks
oral
|
Kepuasan
yang dihasilkan dari proses
defakasi
|
Kompleks
anal
|
Kepuasan
yang muncul bersamaan dengan buang air
kecil
|
Kompleks
uretral
|
Kepuasan
kelamin
|
Kompleks
kastrasi
|
Tahapan
Dalam Perkembangan
A.
Kompleks kaustral.
Hidup dalam kandungan
sangat aman, tenang, sangat tergantung dan kita sering berharap ingin
mengalaminya kembali. Ada tiga bentuk kompleks, yaitu :
1.
Keinginan untuk berada seperti di kandungan yang
sempit, hangat, gelap, yang aman dan terasing.
2.
Perasaan tidak berdaya dan tidak mendapat bantuan di
dalam kandungan yang menyebabkan takut akan ruang terbuka, jatuh, dan keadaan
lainnya yang dapat menimbulkan perubahan.
3.
Kompleks anti klaustral
atau egression dimana seseorang ketakutan kehabisan nafas dan terbatas.
B. Kompleks oral
Ada tiga variasi dalam kompleks ini,
yaitu :
1.
The oral
succorance complex. Kombinasi
dari aktivitas mulut, kecenderungan pasif, kebutuhan untuk dibantu dan
dilindungi
- The oral aggression complex. Kombinasi dari kompleks oral dengan aktivitas agresi dalam bentuk mengigit, meludah, membentak, atau bentuk agresi verbal
2.
The oral
rejection complex. Mencakup
muntah, pilih-pilih makanan, makan sedikit,
ketakutan terhadap kontaminasi oral (seperti melalui ciuman), dan kebutuhan
mengasingkan diri, dsb.
C. Kompl eks anal
1.
Anal rejection complex
Senang
dengan defekasi, kotoran dan benda-benda yang mirip dengan kotoran. Agresi
seringkali menjadi bagian dari kompleks ini
2.
Anal retention complex
Tingkah laku
retentif, menimbun, mengumpulkan sesuatu, dan
dalam kebersihan, kerapian, dan keteraturan.
D. Kompleks
uretral
Kompleks ini khas bagi
sistem murray dan dihubungkan dengan ambisi yang berlebihan, ketidakjelasan
sistem diri, sejarah dari suka mengompol, dan rasa mencintai diri sendiri yang
besar. Juga disebut sebagai kompleks icarus. Seperti icarus, seseorang
dengan kompleks ini mempunyai cita-cita yang terlalu tinggi dan mimpi-mimpinya
hancur karena kegagalan.
E. Kompleks
kastrasi
Kurang setuju dengan castration anxiety-nya Freud. Murray
menjelaskan dengan lebih sederhana yaitu fantasi bahwa penis mungkin akan
dipotong. Ketakutan berkembang dari masturbasi di masa anak-anak yang disertai
dengan hukuman dari orang tua.
V.
PSIKOPATOLOGI
Menurut
murray, ada lima kompleks yang terjadi selama masa kanak-kanak yang harus
dipenuhi. Ketika hal tersebut
diperlihatkan secara ekstrem, orang akan tetap terfiksasi pada satu tingkatan
perkembangan. Kepribadiannya kemudian menjadi tidak dapat berkembang secara
spontan dan fleksibel, yang akan mempengaruhi pembentukan ego dan superego.
1. The
Claustral Stage
Bentuk yang tidak
mendukung dari tahap ini berpusat pada rasa tidak aman dan ketidakberdayaan
yang menyebabkan seseorang takut untuk menghadapi ruang terbuka, jatuh,
tenggelam, kebakaran, gempa bumi, ataupun situasi yang baru dan perubahan.
2. The
Oral Stage
Karakteristik perilaku
dari oral rejection complex adalah muntah-muntah, memilih-milih makanan,
sedikit makan, takut terhadap kontaminasi lewat oral (semisal ciuman),
mengasingkan diri, dan menghindari bergantung kepada orang lain.
3. The
Anal Stage
Orang yang mengalami
kompleks ini tidak teratur dan kurang bersih.
4. The
Urethral Stage
Kompleks ini
diasosiasikan dengan ambisi yang berlebihan, harga diri yang menyimpang, rasa
pamer, mengompol, dan terlalu mencintai diri sendiri. Orang yang mengalami
kompleks ini berangan-angan terlalu tinggi, dan hancur karena kegagalan.
5. The
Genital or Castration Stage
Kompleks ini
menimbulkan rasa cemas yang berlebihan akan fantasi seorang anak yang takut
dikebiri oleh orang tuanya. Murray percaya bahwa ketakutan ini timbul akibat
masturbasi pada masa kanak-kanak dan hukuman orang tua kepada anak.
VI.
GAMBARAN
MURRAY TENTANG SIFAT ALAMI MANUSIA
Meski teori
kepribadian Murray dan Freud memiliki beberapa persamaan, namun pendapatnya
tentang sifat alami manusia sedikit berbeda. Freud menganggap tujuan tertinggi
dan yang dibutuhkan dalam hidup manusia adalah penurunan ketegangan. Tapi,
berdasarkan pendapat Murray, tujuan kita bukanlah sebuah keadaan dimana kita
bebas dari ketegangan, melainkan kepuasan yang didapat dalam tindakan (proses)
untuk mengurangi ketegangan tersebut. Menurut pendapat Murray, manusia
membutuhkan ketegangan, karena dalam proses menurunkan ketegangan itulah manusia
mendapat kepuasan.
Murray juga membantah kalau kepribadian itu
ditetapkan oleh kebutuhan (needs) dan lingkungan (envirovment). Menurut Murray,
kita memiliki keinginan yang bebas untuk berubah dan tumbuh menjadi apa yang
kita inginkan. Murray juga percaya bahwa kita dibentuk oleh sifat bawaan dan
lingkungan kita, keduanya sama-sama memiliki pengaruh yang besar.
Pandangan Murray tentang sifat alami manusia sangat
optimis dan dia mengkritik psikologi yang diproyek negatif dan merendahkan
kesan manusia. Dia membantah dan beralasan dengan kekuatan manusia yang cukup
banyak baik dalam bidang kreatifitas, imaginasi, dan kemampuan berpikir, kita
bisa mengatasi setiap masalah yang kita hadapi.
Murray memang lebih fokus pada masa depan,
optimistik, dimana kita memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang, karena
tumbuh merupakan salah satu sifat alami makhluk hidup. Murray juga mengatakan
bahwa setiap orang itu unik meskipun terdapat beberapa kesamaan dalam
kepribadian kita.
VII.TAKSIRA DALAM TEORI
MURRAY
Murray memiliki teknik tersendiri
didalam menaksir kepribadian yang berbeda dengan Freud dan neopsychoanalytic
yang lain. Dalam evaluasi intensive yang dia lakukan, Murray menggunakan satu
macam dari banyak teknik untuk mengumpulkan data dari 51 mahasiswa laki-laki di
Universitas Harvard. Mereka kemudian diinterview dan diberikan tes projektif,
tes objektif, dan daftar pertanyaan mencakup ingatan masa kanak-kanak mereka,
hubungan keluarga, perkembangan seksual, pembelajaran sensorimotor, standar
etis, cita-cita, interaksi sosial, mekanik dan kemampuan artistik. Program
taksiran ini meliputi banyak hal yang membuat 28 staf investigator Murray
menghabiskan waktu 6 bulan untuk melengkapinya.
Data ini akan didiskusikan kembali pada bagian “Penelitian Teori
Murray”.
VIII. THE OSS ASSESMENT
PROGRAM
Selama Perang Dunia II, Murray membuat sebuah
program taksiran untuk Office of Strategic Services (OSS). Tujuannya adalah
untuk memilih orang-orang yang akan dijadikan mata-mata dan penyabotase, yang
akan bekerja dibelakang garis musuh dalam situasi yang penuh resiko. Para
kandidat yang memiliki potensi untuk posisi di OSS kemudian diinterview dan
diberi tesrorschach dan tes projektif TAT serta diberi daftar pertanyaan
mengenai berbagai topik. Kandidat yang berpartisipasi dalam tes ini, akan
berada pada situasi stres yang dapat merangsang pengalaman mereka. Perilaku
mereka dalam tes ini sangat diamati. Tim penilai mengembangkan prosedur untuk
menguji kemampuan kandidat untuk mentolerir ketegangan emosional dan
intelektual yang parah.
The
Thematic Apperception Test
Teknik penaksiran sering dihubungkan dengan Murray
ini dinamakan Thematic Apperception Test (TAT), tes ini terdiri dari 19 gambar
ambigu yang menunjukkan satu atau dua orang dan sebuah kartu kosong. Orang yang
mengikuti tes ini diminta untuk menyusun sebuah cerita yang menggambarkan
adegan dan karakter dalam setiap gambar.
Murray mendapat teknik projektif TAT ini dari proyek mekanisme pertahanan
milik Freud.
Penaksiran respon terhadap gambar-gambar TAT adalah
sebuah proses subjektif, seperti yang diakui Murray dalam sebuah interview, dia
menujukan TAT sebagai sejenis perangkap bodoh yang bisa menangkap lebih
TAT juga telah dimodifikasi menjadi Children’s
Apperception Test (CAT) yang di design untuk anak usia 3 sampai 10 tahun.
Sedangkan Gerontologi Apperception Test (GAT) dan Senior Apperception Test
(SAT) di design untuk orang-orang yang lebih tua (dewasa). Alat penaksir lain
yang dikembangkan dari teori personality Murray adalah Edward Personal
Preference Schedule (EPPS) dan Jackson Personality Research Form.
IX.
ISSUE
Pandangan Murray tentang hal-hal yang mempengaruhi
Kepribadian seseorang
- Free Will : setiap orang memiliki kebebasan untuk berubah dan berkembang menjadi apa yang mereka inginkan.
- Nature dan Nurture: menurut Murray antara Nature dan Nurture, keduanya berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang.
- Present : Murray berpendapat bahwa masa lalu berperan dalam membentuk kepribadian seseorang, namun kita juga dapat merubahnya dimasa depan.
- Uniqueness dan Universal : setiap orang itu berbeda dan unik, namun terdapat beberapa kesamaan dalam kepribadian kita.
- Growth : kepribadian seseorang dapat berkembang menjadi lebih baik, ini juga didasari oleh Free Will (kebebasan untuk berubah dan berkembang).
- Optimistik : Murray percaya bahwa walaupun dengan pengalaman masa lalu yang buruk, seseorang tetap bisa menjadi lebih baik dimasa depannya.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Hall, Lindzay, Loehlin dan Manosevitz. 1985. Introduction
to Theories of Personality
·
Schultz dan Schultz. 1993. Theories of Personality
·
Pervin, Cervone dan John. 2005. Personality : Theory and
Research
·
http://en.wikipedia.org/wiki/Murray_Bowen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar