Translate
Selasa, 30 Desember 2014
Kepribadian II (Viktor Frankl)
Harland David "Colonel" Sanders (lahir 9 September 1890 – meninggal 16 Desember 1980 pada umur 90 tahun) merupakan seorang pebisnis berkebangsaan Amerika Serikat yang ikut mendirikan KFC. Dia mulai aktif dalam mewaralabakan bisnis ayamya pada usia 65 tahun. saat ini, usahanya yang dikenal dengan Kentucky Fried Chicken atau KFC telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dalam sistem masakan siap saji di dunia. tapi sebelum menuai kesuksesannya, selama 9 tahun, Kolonel Sanders berusaha menyempurnakan metode memasak ayam dengan menggunakan sebelas bumbu dan rempah-rempah seperti yang kita kenal saat ini. dengan resep masakan itu, daging ayam menjadi sangat empuk, renyah dan gurih. dia juga menggunakan pressure cooker yang lebih cepat memasak ayam daripada penggorengan biasa dan meningkatkan cita rasanya, sehingga saat ini kita mengenal istilah restoran cepat saji atau fast food karena kecepatan memasak ayam dan kelezatan rasanya.
Pada tahun 1952, Kolonel Sanders menjual semua propertinya untuk berkeliling dari kota ke kota dan dari restoran ke restoran untuk menawarkan resepnya. sebagai mantan koki, dia percaya bahwa resepnya akan diminati banyak restoran dan mau diajak bekerjasama untuk membuka usaha waralaba dengan menggunakan lisensinya. sayangnya lebih dari 1000 restoran menolak resep yang ditawarkannya, tapi dia tidak menyerah begitu saja dan terus berkeliling sampai tiba di restoran ke 1008 yang mau membelinya dan mengembangkan usaha waralaba yang diberi nama KFC
VIKTOR FRANKL (1905-1997)
Viktor Emil Frankl dilahirkan dalam keluarga Yahudi pada tanggal 26 Maret 1905 di Austria dan meninggal dunia pada tanggal 02 September 1997 di Austria. Nilai-nilai dan kepercayaan Yahudi memiliki pengaruh yang kuat terhadap Frankl. Ini pulalah yang membuat Frankl memiliki minat yang besar didalam persolan keagamaan, khususnya dalam konteks makna dari hidup. Dan merupakan seorang tokoh neurology serta psikiatri.
Viktor Emil Franklin merupakan penggagas dari aliran logotherapy, dimana Viktor Frankl dipengaruhi oleh teori Eksistensial. Logotherapy merupakan gabungan dari kata logos yang berarti meaning (makna), yang berarti Logotherapy merupakan terapi yang melampaui makna.
Landasan Filosofi dari Viktor Frankl:
1. The Freedom of Will
Yaitu kebebasan seseorang untuk bertanggung jawab.
2. The Will to Meaning
Manusia dalam berperilaku mengarahkan diri untuk sesuatu yang ingin dicapainya yaitu makna. Keinginan untuk mendapat makna inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan agar hidupnya berarti
3. The Meaning of Life
Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagai seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan. Bila hal itu berhasil dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang berarti dan akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia.
Sumber Makna Hidup menurut Viktor Frankl:
1. Creative Values
Makna hidup seseoang hendaknya berasal dari berkarya, bekerja, menciptakan, dan melaksanakannya karena seorang individu memang mencintai apa yang dikerjakannya.
2. Experiental Values
Bagaimana seorang individu meyakini dan memahami kebenaran yang ada, nilai-nilai keyakinan, keindahan, cinta kasih, serta keimanannya.
3. Attitudinal Values
Bagaimana seorang individu dapat mengambil sikap dan langkah yang tepat dan pasti terhadap suatu peristiwa buruk yang menimpanya dan tidak dapat dihindarinya.
Pembahasan Teori
Harland Sanders atau yang sering di kenal dengan Col. Sanders adalah pendiri dari kentucky fried chicken atau KFC. Dia banyak melakukan percobaan dengan cara memasak ayam dan bumbu yang di gunakan dalam masakannya. Dalam hal ini dia memenuhi sumber makna hidup Viktor Frankl yaitu
1. Creative Values, ia berkarya, menciptakan dan mencintai apa yang dikerjakannya. Ia menciptakan cara memasak cepat saji dan juga meningkatkan rasa dari makanan tersebut.
2. Experiental Values, sebagai mantan koki ia meyakini akan ada restoran yang mau di ajak bekerja sama dan juga mau mendirikan suatu perusahaan waralaba.
3. Attitudinal Values, Ia tetap terus berusaha meskipun sudah ada 1000 restoran yang menolak ia tidak menyerah. sikap tidak menyerah merupakan langkah yang tepat, pada akhirnya ia menemukan restoran ke 1008 yang mau di ajak kerja sama dan dari situlah awal kesuksesan karirnya di mulai.
Landasan Filosofi Viktor Frankl
1. The Freedom of will : Col Sanders bebas dalam menentukan keinginannya dalam menghadapi sesuatu. Sikap tidak mudah menyerahnya merupakan pilihan sikap dia terhadap suatu tantangan yang di hadapinya. Ia secara sadar memilih sikap tersebut dan konsisten atas pilihannya.
2. The Will of meaning : Keinginan untuk mendapat makna hidup mendorong Col Sanders untuk tidak menyerah pada apa yang diyakaininya. Dan akhirnya ia pun mencapai keyakinannya meskipun butuh waktu lama dan usaha besar.
3. The Meaning of life : Keberhasilannya dalam menciptakan makanan dan berhasil membuat kerja sama dengan restoran lain mengantarkan ia menuju tangga kesuksesan. Kesuksesan ini lah yang membuat kehidupan ia berarti dan menemukan makna dari hidup dia.
Kamis, 12 Juni 2014
Pedagogi
Pedagogi
Pedagogi adalah sistem belajar dimana pusat pengajaran di
pusatkan pada guru. Guru adalah pusat pengajaran dan guru adalah yang memegang
kendali pelajaran. guru yang paling aktif dalam masa pembelajaran. Dan guru
yang bertanggung jawab atas apa yang di ajarkan dan bagaimnana cara
mengajarnya.
Lantas bagaimana dengan murid murid? Murid hanya berperan
pasif dalam pengajaran ini. Murid hanya di buat bagaimana mengerti tentang
materi yang di pelajari dan pengajaran biasanya mengandalkan pengalaman guru
sedangkan murid hanya mengikuti bagaimana alur pembelajaran.
Pedagogi pembelajaran
dianggap proses perolehan sesuatu pengetahuan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Materi materi pelajaran di susun dan dirancang secara sistematis dan logis agar
murid paham.
Biasanya Pedagogi diterapkan dalam sekolah sekolah yang
biasanya murid muridnya masih anak anak. Dan biasanya murid di tuntut untuk
dapat menguasai banyak mata pelajaran di sekolah. meskipun itu ia tidak suka ia
harus menguasainya sebagai tanda kelulusan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Saya akan menceritkan pengalaman saya bersekolah selama 12
tahun lebih yang mana sistem pengajaran pedagogi yang dipakai untuk mengajar
murid murid.
Saya akan memulai pada saat saya TK atau Taman Kanak Kanak. Di
taman kanak kanak guru yang menentukan kapan saatnya belajar kapan saatnya
bermain dan kapan saatnya istirahat. Disini guru sudah mulai menerapkan
kedisiplinan sedikit demi sedikit. Mulai dari meletakkan benda sperti tas atau
mainan pada tempatnya. Guru menerapkan pengalamannya dalam memulai pelajarandan
mengajari anak anak tentang sesuatu seperti huruf angka atau benda.
Dalam permainan juga guru menggunakan pengalamannya untuk
memilih permainan apa dan benda apa yang akan di pakai nantinya. Biasanya permainan
tersebut melibatkan aktivitas motorik anak dan meningkatkan kreativitas anak.
Di SD atau Sekolah Dasar di sini anak mulai diajarkan banyak
hal tetapi tidak terlalu sulit hanya sebagai pengenalan pengenalan kepada mata
pelajaran tertentu. Disini materi belajar ditentukan oleh guru. Berbeda dengan
taman kanak kanak di sekolah dasar pemainan mulai di kurangi bahkan di hapus. Anak
di tuntut untuk belajar dan belajar.
Anak juga di wajibkan untuk menguasai hampir semua mata
pelajaran yang ada di sekolah. Ini juga di pakai untuk melihat anak cerdas atau
tidak. jika tidak biasanya anak cap
sebagai anak yang bodoh atau kurang pintar. Padahal setiap anak belum tentu
dapat menguasai semuanya. Seorang anak pasti memiliki satu kelebihan yang di
simpannya hanya saja perlu usaha untuk memunculkan bakat tersebut.
Di masa SMP atau Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran
dasar sudah mulai di urai atau di pecah ke beberapa bagian misalnya Ipa menjadi
biologi, kimia, fisika dan Ips menjadi ekonomi, geografi sosiologi. Dan tentu
saja tetap guru yang memegang kendali pelajaran. sama halnya di SD, SMP juga
mengharuskan setiap muridnya untuk menguasai mata pelajaran sebagai tanda
kelulusan. Pengalaman guru juga masih di gunakan dalam proses pembelajaran.yah
cukup membosankan memang hanya duduk, diam, mendengar itu saja di lakukan
berhari hari bermingu minggu dan bertahun tahun.
Dan bagaimana dengan SMA? Di sini mulai ada sedikit
perubahan guru juga terkadang menuntut anak untuk aktif dalam pembelajaran
seperti mencari informasi seputar meteri pelajaran dan juga mulai melakukan
beberapa presentasi di depan kelas. Anak juga dapat memilih jurusan yang dia
inginkan atau yang di kuasainya sebagai bekal untuk menghadapi kuliah yang
pengajaran yang sangat berbeda dengan pada masa sekolah.
Sekian tentang Pedagogi dan pengamalan saya pada saat
bersekolah. Terima kasih ^_^
Emosi
TIGA TEORI EMOSI
Beberapa psikolog mengemukakan elemen
dasar emosi sebagai berikut:
1.
Merupakan sebuah situasi stimulus yang menghasilkan reaksi
2.
Merupakan suatu tanda positif atau negatif dari pengalaman
kesadaran ‘emosi’ yang kita rasakan
3.
Merupakan keadaan hidup dari psychological arousal yang diproduksi oleh sistem saraf otonomi dan
kelenjar endokrin
4.
Dihubungkan dengan perilaku yang umumnya menyertai emosi
·
Teori James-Lange
William
James menyatakan bahwa stimulus emosional dijalankan oleh sensory relay centre, yang memproses
reaksi tubuh terhadap takut melalui hipotalamus dan bagian simpatis pada sistem syaraf otonom.
Sensasi dari reaksi tubuh ini kemudian dikirim kembali ke cortex dan memproduksi apa
yang kita rasakan di kesadaran yaitu emosi.
William James mengungkapkan bahwa emosi terjadi sesudah reaksi fisiologis
karena rangsangan di lingkungan. Beliau mengatakan “Kita merasa sedih karena
kita menangis, kita marah karena kita menyerang, kita takut karena kita
gemetar”.Jalur terjadinya emosi diawali dengan datangnya stimulus yang
dilanjutkan dengan timbulnya reaksi dan menghasilkan emosi.
·
Teori Cannon-Bard
Teorinya
mengatakan kesadaran emosi dan reaksi fisiologis adalah relatif bebas pada
suatu keadaan. Jalur terjadinya emosi diawali dengan datangnya informasi dari
stimulus emosional sampai pertama kali di talamus lalu menuju ke cerebral cortex dan hipotalamus. Di
hipotalamus mengakibatkan kebangkitan psikologis yang membentuk reaksi.
·
Teori Kognitif
Teori ini
menyatakan bahwa interpretasi kognitif dari kejadian-kejadian di dunia luar dan
stimulus dari dalam diri merupakan faktor kunci dari emosi. Berdasarkan teori
ini proses interpretasi kognitif emosi terbagi menjadi dua tahap yaitu
1.
Interpretasi stimulus dari lingkungan
Pada tahap ini informasi yang datang
dari luar pertama sekali bergerak ke arah cerebral
cortex dimana informasi diinterpretasikan kemudian informasi tersebut
dikirim ke system lymbic dan
autonomik nervous system. Dalam tahap
ini, informasi yang datang dari lingkungan akan mempengaruhi emosi seseorang.
Contohnya jika suatu hari kamu menerima kado dari musuhmu maka kamu akan merasa
takut atau bisa menganggap kado tersebut berbahaya, tetapi apabila kamu mendapat
kado dari teman dekatmu maka kamu akan dengan senang hati menerima kado
tersebut tanpa curiga.
2.
Interpretasi stimulus dari tubuh
Dalam tahapan ini emosi terbentuk berdasarkan dengan
kondisi internal seseorang. Berdasarkan hasil penelitian Schacter and Singer,
mereka meyakini bahwa gairah emosional adalah hasil pembauran, dimana autonomic nervous system dan kelenjar
endokrin diaktifkan dengan cara yang sama untuk menentukan emosi mana yang
dikeluarkan. Contohnya ketika seseorang gemetar setelah mendengar suara
tembakan maka ia mengartikannya sebagai takut sedangkan gemetar yang dihasilkan
karena dicium oleh seseorang yang dicintainya maka ia mengartikannya sebagai
rasa senang.
LIE
DETECTOR
Salah satu alat guna melakukan tes
kebohongan adalah polygraph dengan cara mengukur perubahan
fisiologis tubuh yang terjadi ketika menjawab “ya” atau ”tidak” atas beberapa
pertanyaan yang diajukan. Alat ini mendeteksi apakah seseorang itu berbohong atau
jujur.
Alat ini bekerja dengan cara
mengukur pola pernafasan, tekanan darah, denyut nadi, dan perubahan pada kulit
seperti melihat ada atau tidaknya keringat, serta melihat perubahan suara
seseorang. Diasumsikan, jikaseseorang mengalami beberapa perubahan fisiologis
maka dia dinyatakan berbohong, jika tidak maka dia dinyatakan jujur. Alat ini biasanya dipakai di
pengadilan, karena alat ini berguna untuk mengetes para terdakwa apakah ia
bersalah sistem gelombang, bila seseorang bohong maka gelombang akan bergetar
cepat. Sebaliknya jika seseorang jujur, maka gelombang tidak bergetar dengan
cepat dan tidak terdeteksi oleh alat detektor.
Namun
terdapat masalah dari alat pendeteksi kebohongan ini. Orang yang sedang diinterogasi
dengan menggunakan lie detector meskipun
jujur terkadang mengalami gugup, ketika gugup terjadi perubahan fisiologis
dalam tubuhnya, perubahan fisiologis ini langsung dinyatakan sebagai sebuah
kebohongan. Sementara di sisi lain ada orang yang sudah terbiasa berbohong,
sehingga lie detector kembali
mengalami kesalahan dalam pengambilan keputusan.
David
Lykken dari Minnesota University menyatakan bahwa alat ini masih cukup akurat,
namun tingkat sesalahannya belum dapat diterima sepenuhnya. Karena itu
penggunaan lie detector ini dilarang
dalam bagian pemerintahan, tetapi masih digunakan di kepolisian untuk
menginterogasi dan dalam dunia bisnis dan pekerjaan dalam menyaring tenaga
kerja.
PERAN BELAJAR DAN BUDAYA DALAM EMOSI
Pada dasarnya emosi tidak perlu
diajarkan dan dipelajari. Tetapi pembelajaran tersebut memiliki dua peranan
penting. Pertama, pembelajaran lebih mempengaruhi ekspresi akan emosi daripada
mempengaruhi pengalaman yang dialami. Contohnya pada beberapa budaya,
dianjurkan untuk menunjukkan emosi secara langsung sedangkan budaya lainnya
lebih dianjurkan untuk tidak terlalu menunjukkan emosi. Paul Ekman melakukan
suatu eksperimen yang melibatkan orang Jepang dan Amerika. Kepada mereka
diperlihatkan film yang mengandung kekerasan dan penganiayaan. Saat mereka
sendiri, mereka dapat menunjukkan ekspresi mereka. Namun ketika mereka harus
menonton bersama orang lain, orang Jepang cenderung untuk menyembunyikan
ekspresi mereka dimana orang Amerika tetap menunjukkan ekspresi yang sama
dengan saat menonton sendirian.
Kedua, budaya yang berbeda
menunjukkan interpretasi yang berbeda terhadap suatu situasi yang menghasilkan
emosi. Pada suatu eksperimen pada mahasiswa Afrika dan Amerika, didapatkan
hasil bahwa dalam suatu kondisi negatif, mahasiswa Afrika cenderung menyalahkan
orang lain sementara mahasiswa Amerika cenderung menyalahkan diri sendiri.
MENGEJAR KEBAHAGIAAN
Faktor-faktor apakah yang dapat
membuat manusia bahagia? Pada dekade terakhir abad 20, para psikolog telah
banyak mempelajari tentang kebahagiaan.
APAKAH UANG DAPAT MEMBELI KEBAHAGIAAN?
Masyarakat dari negara-negara stabil mengaku bahwa mereka
memiliki hidup yang lebih bahagia daripada masyarakat dari negara miskin. Namun
tetap saja ada sesuatu yang membingungkan di sini, yakni apakah mereka lebih
bahagia karena keadaan negara mereka yang lebih stabil dimana hak dan kebebasan
mereka lebih terjamin ataukah pada masyarakat negara maju dengan penghasilan
rata-rata tinggi memang terdapat suatu korelasi antara penghasilan dengan
kebahagiaan. Karena setelah kebutuhan pokok seperti kebutuhan akan makanan,
tempat berteduh, dan keamanan, sudah tercapai, berpenghasilan tinggi tidaklah
berkontribusi terhadap kebahagiaan seseorang.
APAKAH MEMILIKI TEMAN DAN PACAR MEMBUAT KITA BAHAGIA?
Secara umum, orang-orang mengaku lebih bahagia saat bersama
dengan teman. Orang-orang yang telah menikah juga mengaku bahwa mereka lebih
bahagia daripada orang-orang yang tidak memiliki pacar ataupun pasangan hidup.
Namun tidak semua hubungan membawa kebahagiaan. Penilitian menunjukkan bahwa
beberapa orang menjadi sangat bahagia setelah menikah, beberapa yang lain
menjadi sedikit lebih bahagia, dan beberapa lainnya bahkan menjadi tidak
bahagia.
APAKAH PEKERJAAN MEMBUAT KITA BAHAGIA?
Memiliki pekerjaan cenderung membuat orang lebih bahagia.
Tidak memiliki pekerjaan ataupun dipecat dari pekerjaan membuat orang terpuruk
dan bahkan sulit untuk bangkit. Namun, kebahagiaan yang kita dapat dari
pekerjaan berbeda satu sama lain, tergantung dengan tujuan kita bekerja. Untuk
orang-orang yang berkelut pada aktivitas seperti bekerja, hobi, pekerjaan
sosial dan lainnya, ataupun orang-orang yang merasa tertantang dengan pekerjaan
itu, bagi mereka pekerjaan akan membawa kebahagiaan. Sementara bagi orang-orang
yang bekerja keras hanya untuk keuntungan materi, mereka cenderung memiliki
konflik sosial dan keluarga yang berakhit dengan timbulnya rasa tidak bahagia.
APAKAH KEBAHAGIAAN ADALAH SESUATU YANG DITURUNKAN?
Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa orang-orang dengan trait “extraversion” dan
“neuroticism” memiliki kecenderungan untuk lebih bahagia. Namun walaupun
dikatakan merupakan sesuatu yang genetik tetap saja bahagia kita juga
ditentukan oleh apa yang kita lakukan.
AGRESI : ASPEK EMOSIONAL DAN MOTIVASIONAL
|
Mengapa manusia berlaku agresi? Ada
pandangan yang mengemukakan bahwa agresi adalah insting alami; pandangan lain
mengemukakan bahwa agresi adalah reaksi manusia terhadap frustasi; agresi
sebagai sesuatu yang dipelajari; dan agresi adalah hasil dari kepercayaan kita.
·
Teori Insting Freud
Menurut Freud, manusia terlahir
dengan insting agresi dan insting ini harus dipenuhi. Potensi bawah
sadar ini merupakan suatu dorongan untuk merusak diri. Agar potensi ini tidak
mengandung kekerasan Freud mengatakan bahwa pelepasan agresi dapat dilakukan
dengan berbagai cara lain, misalnya melalui persaingan dalam bisnis, olahraga, dan membaca
buku tentang kekerasan yang dinilai tidak berbahaya. Namun ada psikolog yang
mengatakan bahwa cara-cara tersebut justru meningkatkan keagresifan seseorang.
·
Teori Frustasi-Agresi
Berbeda dengan teori Freud yang
mengatakan bahwa agresi adalah insting alami yang harus dipenuhi, teori yang dipelopori
oleh Dollar, Doob, Miller, Mowre, dan Sears pada tahun 1939 ini justru mengatakan bahwa agresi adalah
reaksi dari frustasi. Agresi akan timbul jika ada rasa frustasi dari seseorang. Pada awalnya
dikatakan bahwa setiap perilaku frustrasi pasti akan menimbulkan erilaku
agresi. Tahun 1941 Miller menyatakan bahwa frustrasi menimbulkan banyak respon,
dimana salah satunya adalah agresi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Burnstein menyatakan bahwa frustrasi yang menetap akan mendorong perilaku
agresi.
·
Teori Social Learning
Teori ini mengatakan bahwa manusia akan berlaku agresif hanya jika mereka
mempelari bahwa adalah sebuah keuntungan untuk berlaku agresif. Proses belajar
ini diperoleh melalui pengamatan langsung dan pengalaman langsung.
§
Pengamatan Langsung
Pengamatan
secara langsung menurut Albert Bandura menjadi mekanisme penting terhadap
perilaku agresi pada anak-anak yang dipelajari. Anak-anak ada awalnya akan
mengamati perilaku agresi orang disekelilingnya kemudian dia akan menirunya.
Bandura melakukan penelitian pada anak-anak. Penelitian ini menggunakan bobo
dollsebagai alat dan anak-anak sebagai sampel. Pertama-tama anak-anak
dipertontonkan dengan sebuah tindak agresi yang dilakukan oleh orang dewasa.
Orang dewasa ini diperlihatkan sedang memukul bobodoll, baik itu dengan tangan
kosong atau menggunakan alat. Selanjutnya anak dimasukkan ke dalam ruangan yang
berisi bobo doll. Setelah beberapa waktu terlihat bahwa anak melakukan hal yang
sama dengan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Bahkan melakukannya dengan
cara dan alat yang sama.
§
Pengalaman langsung
Agresi juga
tergantung pada penguatan yang diterima, baik itu penguatan yang bersifat
positif ataupun negatif. Penguatan positif akan meningkatkan perilaku agresi. Penguatan
positif dalam konteks sehari-hari seringkali diekpresikan karena adanya persetujuan
verbal dari orang-orang di sekelilingnya (Wiggins dkk, 1994). Hal ini sering
kali dijumpai pada gang remaja, kelompok militer, maupun kelompok olahraga. Penguatan negatif juga dapat meningkatkan
perilaku agresi. Agresi dalam hal ini mungkin dikarenakan oleh alasan
kejadian negatif yang menimpa seseorang, seperti diejek, diserang dan kejadian
menyakitkan lainnya. Sehingga orang melakukan agresi sebagai bentuk dari balas
dendam.
Para tokoh social
learning tidak memungkiri bahwa agresi adalah sebuah reaksi dari frustasi,
tetapi yang lebih ditekankan adalah bahwa kita dapat berlaku agresi adalah
karena kita telah mempelajarinya.
Teori ini menyanggah teori Freud tentang topik kartasis yang
dilakukan dengan pelampiasan yang dianggap tidak berbahaya karena justru para
ahli yang mendukung teori ini menunjuk pada adanya kecenderungan
meningkatkannya perilaku agresi seseorang.
·
Teori Konitif
Menurut teori ini, kepercayaan
seseorang dapat mempengaruhinya dalam sikap agresi. Enam kepercayaan tersebut
meliputi:
1.
Superiority
Adanya kepercayaan bahwa kelompok tertentu berada di
atas kelompok lain sehingga ada kecenderungan terjadinya kekerasan pada
kelompok inferior.
2.
Victims of Injustice
Kecenderungan kelompok-kelompok tertentu yang
mengganggap bahwa mereka adalah kelompok yang selalu dirugikan. Kepercayaan ini
dapat mengakibatkan timbulnya perilaku agresif.
3.
Vulnerability
Adanya kepercayaan bahwa suatu kelompok rawan terhadap
serangan membuat kelompok tersebut jauh lebih agresif
4.
Distrust
Adanya keyakinan bahwa kelompok yang satu tidak baik
dan dapat menyerang kelompok lain. Biasanya kelompok tersebut digambarkan
sebagai musuh jahat yang dapat mengganggu kelompok lain.
5.
Helplessness
Adanya kepercayaan bahwa suatu kelompok tidak dapat
menyelesaikan masalah yang terjadi dengan cara negosiasi. Bahkan beberapa
negara beranggapan bahwa tidak akan ada kesepakatan yang terbentuk jika tidak
dengan cara kekerasan.
6.
Sanctions of God
Ada kelompok tertentu yang beranggapan bahwa Tuhan
menginginkan mereka untuk membunuh kelompok lain dengan imbalan surga untuk
mereka.
KELOMPOK REMAJA PELAKU KEKERASAN
Perilaku agresif remaja berawal dari
orang tua yang memberi hukuman kepada anak-anak mereka. Anak-anak cenderung
bereaksi dengan menjadi lebih agresif untuk melawan perilaku agresif yang
mereka terima. Pada akhirnya para orang tua akan mengurangi pengawasan terhadap
anak-anaknya yang mereka anggap sudah sulit diatur, mengakibatkan para remaja
tersebut memiliki keleluasaan dalam bergabung dalam kelompok-kelompok yang
biasa kenal dengan sebutan geng.
Remaja-remaja yang tergabung dalam geng
biasanya memiliki pemikiran bahwa mereka adalah orang-orang yang diasingkan
oleh teman dan keluarga. Dalam diri mereka timbul suatu sikap yang selalu
menganggap mereka berbeda dengan orang lain. Mereka memiliki cara penyelesaian
masalah yang selalu dibarengi dengan kekerasan.
|
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Berdasarkan kasus tawuran yang telah dipaparkan sebelumnya,
dapat diketahui bahwa tawuran tersebut merupakan bentuk dari agresi. Karena
didalamnya terdapat beberapa bentuk kekerasan yang dilakukan siswa terhadap
siswa lainya, bahkan membawa benda tajam sebagai alat untuk melakukan
agresinya. Agresi yang terjadi dalam tawuran ini dibahas dengan menggunakan
teori Teori Social Learning. Teori ini mengatakan bahwa manusia
akan berlaku agresif hanya jika mereka mempelari bahwa adalah sebuah keuntungan
untuk berlaku agresif. Siswa SMP dalam hal ini mungkin merasa mendapatkan
keuntungan jika melakukan agresi seperti contohnya meningkatkan harga diri
mereka sebagai pelajar dari sebuah sekolah. Proses belajar ini diperoleh
melalui pengamatan langsung dan pengalaman langsung. Seperti yang kita ketahui
tawuran sudah sering terjadi di Indonesia, siswa SMP mungkin sebelumnya sudah
pernah melihat senior mereka atau siswa dari sekolah lain melakukan tawuran
baik itu secara langsung atau melalui media informasi yang berkembang saat ini
seperti Televisi. Pengamatan ini menjadi proses belajar bagi siswa. Setelah
mengamati dan melihat ada penguatan didalamnya siswa pun meniru perilaku agresi
tersebut. Seperti yang dijelaskan seblumnya bentuk penguatannya mungkin adalah
dapat menjaga atau mempertahankan harga diri. Kasus juga menjelaskan bahwa siswa
SMP ini mendapat olokan dari siswa lain. Olokan dalam hal ini menjadi penguatan
negatif bagi siswa. Mereka merasa bahwa olokan itu merupakan sesuatu yang
menyakitkan. Hal ini mendorong mereka untuk balas dendam dan melakukan
penyerangan, bahkan sampai menggunakan benda tajam sebagai alat.
Kasus
menjelaskan bahwa siswa diberikan efek jera seperti dipanggil orang tuanya dan
kalau berlanjut akan dikeluarkan dari sekolah. Efek jera ini menjadi hukuman
bagi siswa yang melakukan tawuran. Hukuman dapat menurunkan tingkat agresi dari
siswa. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah telah
melakukan hal yang baik dan benar.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Emosi adalah suatu bentuk perasaan
yang disertai dengan reaksi fisiologis. Emosi
tidak hanya ada dalam bentuk kemarahan seperti apa yang biasa kita bayangkan
melainkan juga perasaan lain yang kita rasakan. Agresi merupakan suatu sikap
manusia yang cenderung berhubungan dengan kekerasan. Beberapa teori menjelaskan
penyebab terjadinya agresi pada manusia dengan pandangan yang berbeda-beda;
agresi sebagai insting alamiah; agresi adalah reaksi manusia terhadap rasa
frustasi; agresi sebagai sesuatu yang dipelajari; dan agresi adalah hasil dari
kepercayaan.
Langganan:
Postingan (Atom)